Rabu, 22 April 2020

Aplikasi Android Untuk Cari Jodoh terlengkap Terbaru 2020

0 comments
Aplikasi Android Untuk Cari Jodoh  – Sahabat Androijo pada kesempatan kali ini Blog Androijo akan berbagi artikel mengenai Beberapa Aplikasi yang bisa anda gunakan untuk mencari jodoh, paling tidak untuk mencari pasangan chat misalnya. Yup aplikasi ini dihususkan buat kamu yang masih jomblo ya, yang sudah ada jodohnya, ndak usah pasang atau instal di ponsel android kamu, xixixixi. Langsung saja disimak:
MeowChat
Aplikasi ini merupakan sebuah platform yang diciptakan untuk mencari teman baru dan – bila berjodoh – pasangan. Aplikasi garapan MINUS ini sanggup mempertemukan kamu dengan teman-teman baru dari berbagai belahan dunia. Kamu juga dapat berbincang secara pribadi dengan orang yang sudah kamu kenal atau orang yang betul-betul asing. Pertama membuka, kamu diwajibkan untuk masuk terlebih dahulu dengan akun Facebook. Selanjutnya, kamu harus menambah teman berdasarkan kontak di smartphone dan Facebook. Chatting merupakan fitur utama aplikasi ini. Yang menarik, ada dua macam chat di sini. Pertama, kamu dapat melakukan Private Chat dengan teman yang sudah kamu tambahkan. Jadi, kamu dapat saling berbincang layaknya menggunakan WhatsApp, Line, dan semacamnya. Kedua, kamu juga dapat chat dengan orang lain yang belum kamu tambahkan. Kamu hanya perlu membuka opsi Random Chat dan Meow Chat akan secara acak mencarikan seorang teman chatting untuk kamu.\

Badoo
Untuk mempermudah kamu mencari teman baru atau pasangan kencan, Badoo menyediakan fasilitas filter untuk menentukan kriteria yang kamu inginkan. Dimulai dengan menentukan tujuan kamu bergabung di Badoo, misal untuk sekadar chatting, sampai mencari teman kencan. Lalu kamu bisa memasukkan data jenis kelamin, rentang usia, dan lokasi dari calon pasangan yang ingin dicari. Tapi sebelum itu, pastikan kamu melengkapi profil dengan foto dan data pendukung.
Menariknya, Badoo melengkapi aplikasinya dengan fitur pencarian berdasarkan lokasi. Ada juga fasilitas chat, pengelompokan berdasarkan kesamaan data, dan fitur untuk bisa mengetahui siapa orang yang melihat profil kamu.
OkCupid
OkCupid mirip dengan Badoo, keduanya sama-sama memberikan kebebasan bagi anggotanya untuk berinteraksi secara langsung, tanpa harus sama-sama tertarik seperti halnya Tinder. Tapi jika dibandingkan dengan Badoo, OkCupid memberi fitur lebih mendetail, karena mengharuskan anggotanya untuk menjawab puluhan pertanyaan yang selanjutnya digunakan sebagai filter untuk mencari pasangan yang punya kecocokan paling tinggi. Fasilitas tersebut mempermudah pengguna OkCupid untuk mencari pasangan yang sesuai dengan kriterianya. Tapi sayang, OkCupid membatasi akses menu Likes You yang hanya diperuntukkan bagi pengguna yang berlangganan layanan berbayar. Selebihnya, OkCupid menawarkan fasilitas yang mirip dengan Badoo.
Skout
Aplikasi satu ini pernah booming karena kasus pemalsuan identitas yang dilakukan penggunanya di tahun 2012. Setelah kejadian tersebut, pihak Skout memperbarui sistem keamanannya guna menghindari kasus serupa terulang. Aplikasi Skout menawarkan beberapa fitur, seperti filter untuk menampilkan orang yang dicari, asal, atau bahkan umur dari orang-orang yang nantinya dapat diajak untuk chatting atau berbagi hadiah. Skout juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui siapa saja yang telah melihat profil mereka.
Wavoo
Aplikasi lokal buatan Yudhi “Domex” Mandey dan Gema Megantara ini diluncurkan pada 31 Oktober 2014. Wavoo sekilas mirip dengan Tinder. Salah satu yang paling membuatnya mirip adalah cara kamu memutuskan suka atau tidak dengan swipe ke kiri bila tidak tidak suka dan swipe ke kanan bila suka.
Ketika kecocokan ditemukan, maka kamu dapat melanjutkan obrolan dengan fitur chatting di dalamnya. Namun ada dua fitur tambahan yang cukup membedakannya dengan Tinder, yaitu Wink dan Nearby.
Bila kamu memilih atau menolak seseorang secara anonim dengan swipe, fitur Wink memungkinkan untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya dengan berkirim Wink. Ada juga fitur Nearby yang memanfaatkan augmented reality untuk melihat pengguna Wavoo lainnya hingga radius 100 km dari tempat kamu sekarang.
Paktor
Paktor adalah aplikasi pencarian teman kencan yang diluncurkan di Indonesia pada Februari 2015 lalu. Fitur yang ditawarkan hampir serupa dengan aplikasi seperti Tinder maupun BeeTalk. Namun bedanya, Paktor menawarkan lebih banyak filter pencarian. Mulai dari data jenis kelamin pasangan yang akan dicari, rentang umur, sampai tinggi badan. Selain itu, kamu juga bisa melakukan filter siapa saja yang bisa diajak berkenalan berdasarkan jenis pekerjaan maupun latar belakang pendidikan.
Paktor juga menyediakan menu Translate pada saat kamu melakukan chat. Keamanannya juga relatif lebih baik karena meski pengguna melakukan registrasi menggunakan Facebook, mereka harus memiliki minimal 50 orang teman di media sosial tersebut. Kamu juga bisa menggunakan fitur Block untuk memblokir teman baru yang tidak kamu sukai.
Yogrt
Bila aplikasi chatting lainnya dapat langsung berkomunikasi dengan pengguna lainnya tanpa tantangan, berbeda dengan aplikasi Yogrt. Para pengguna diharuskan men-tap Challenge kepada profil pengguna yang ingin dikenal dengan tiga kategori mini game yang ada di dalamnya, yakni Recommended, Boredom Boosters, dan Brain Power.
Kamu bisa menemukan teman baru berdasarkan lokasi terdekat atau menggunakan opsi Random Yogrteers untuk melihat profil di lokasi acak. Rata-rata pengguna aplikasi ini didominasi oleh usia 17 tahun hingga akhir 20-an.
Bila pengguna tersebut telah mengambil tantangan yang kamu berikan, akan terdapat skor kecocokan di antara keduanya. Selanjutnya kamu bisa chatting dengan profil tersebut. Dalam fitur ini, kamu bisa mengirim file gambar atau audio layaknya aplikasi lain. Sayangnya, ragam stiker yang tersedia di Yogrt sangat terbatas.
WeChat
Sejak diluncurkan pada 2012, aplikasi asal Cina ini mengklaim memiliki kurang lebih 549 juta pengguna di seluruh dunia. Saya menduga aplikasi WeChat inilah yang memprakarsai fitur pencarian teman Friend Radar dan kemudian ditiru oleh aplikasi chatting lainnya.
Tinder
Aplikasi ini diluncurkan pada September 2012 oleh Sean Rad. Tujuan Tinder adalah memudahkan para remaja untuk memilih teman berkencan sesuai keinginan. Pengguna hanya perlu melakukan swipe ke kanan di layar jika menemukan seseorang yang disukai atau swipe ke kiri jika tidak menyukai. Jika kebetulan orang yang kamu sukai juga menyukai kamu, Tinder akan mempertemukan kamu berdua melalui aplikasi. Pengguna Tinder didominasi usia 18 hingga 30 tahun.
BeeTalk
Bisa dibilang, aplikasi ini mirip sekali dengan fitur yang ditawarkan Tinder. Bedanya, pertemanan bisa langsung terjadi tanpa menunggu konfirmasi dari kedua belah pihak. Uniknya, perangkat kamu harus digoyangkan terlebih dahulu untuk mendapatkan teman baru di dalam BeeTalk.
Di Indonesia sendiri aplikasi ini telah banyak membuat para anak muda penasaran karena iklan mereka menampilkan selebriti yang sedang naik daun, seperti Al Ghazali dan Aliando.
Gather
Aplikasi ini dikembangkan oleh Jim Yang, pria kelahiran Surabaya yang sukses di Silicon Valley dan Ming Gyu Kang, mantan software engineer di Google. Gather merupakan aplikasi berbasis komputasi awan asal Silicon Valley, Amerika Serikat yang beberapa waktu lalu hadir di Jakarta, Indonesia.
Aplikasi kencan online ini memposisikan diri sebagai kebalikan dari Tinder, aplikasi yang menjodohkan pengguna dengan orang asing. Sedangkan Gather akan menjodohkan pengguna dengan orang-orang yang berada di lingkungan pergaulan mereka, seperti menggunakan pertemanan di media sosial Facebook.
Woo
Indonesia menjadi sasaran global bagi aplikasi rintisan startup DoubleYou asal Singapura. Sebelumnya aplikasi Woo telah beredar di India dan populer mencapai lebih dari 1 juta unduhan untuk platform Android dan iOS.
Nampaknya Woo mengutamakan fitur keamanan bagi penggunanya. Bagi yang menginginkan menggunakan aplikasi ini, harus mendapatkan undangan dari pengguna sebelumnya. Rata-rata pengguna berusia 25 hingga 35 tahun yang memang sedang mencari pasangan hidup.
Selain itu, Woo memiliki filter di awal untuk mencegah orang-orang yang sudah menikah memiliki akun sehingga hanya dapat diakses oleh para lajang saja. Para pengguna wanita juga dapat mengontrol keamanan dan privasi identitas mereka lebih aman.
eSynchrony
e-Synchrony menggunakan sistem pencarian berdasarkan 16 kategori kompatibilitas. Selain itu, startup ini memberikan garansi pengalaman berkencan online ke offline dengan sasaran pasar profesional lajang. Resmi masuk ke Indonesia pada bulan Januari 2016, dan sebelumnya telah diluncurkan di kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong, dan Bangkok.
Demi meminimalisir kejahatan di dunia maya atau cyber crime, eSynchrony tidak mengintegrasikan aplikasi chatting di dalamnya. Hal ini juga ditujukan untuk mendorong penggunanya langsung melakukan pertemuan langsung secara face-to-face. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna dikenakan biaya mulai dari Rp800 ribu untuk dua bulan berlangganan dengan jumlah kencan unlimited.

Setelah mendaftar, pengguna diharuskan mengisi sekitar 16 pertanyaan. Lalu algoritma aplikasi akan langsung memberi daftar kecocokan lawan jenis. Bila memang ada pengguna yang saling menemukan kecocokan, konsultan eSynchrony akan langsung mencarikan jadwal untuk keduanya “kopi darat”.[aa]