Aplikasi Android Untuk Cari Jodoh –
Sahabat Androijo pada kesempatan kali ini Blog Androijo akan berbagi artikel
mengenai Beberapa Aplikasi yang bisa anda gunakan untuk mencari jodoh, paling
tidak untuk mencari pasangan chat misalnya. Yup aplikasi ini dihususkan buat
kamu yang masih jomblo ya, yang sudah ada jodohnya, ndak usah pasang atau
instal di ponsel android kamu, xixixixi. Langsung saja disimak:
MeowChat
Aplikasi ini merupakan sebuah platform yang diciptakan untuk
mencari teman baru dan – bila berjodoh – pasangan. Aplikasi garapan MINUS ini
sanggup mempertemukan kamu dengan teman-teman baru dari berbagai belahan dunia.
Kamu juga dapat berbincang secara pribadi dengan orang yang sudah kamu kenal
atau orang yang betul-betul asing. Pertama membuka, kamu diwajibkan untuk masuk
terlebih dahulu dengan akun Facebook. Selanjutnya, kamu harus menambah teman
berdasarkan kontak di smartphone dan Facebook. Chatting merupakan fitur utama
aplikasi ini. Yang menarik, ada dua macam chat di sini. Pertama, kamu dapat
melakukan Private Chat dengan teman yang sudah kamu tambahkan. Jadi, kamu dapat
saling berbincang layaknya menggunakan WhatsApp, Line, dan semacamnya. Kedua,
kamu juga dapat chat dengan orang lain yang belum kamu tambahkan. Kamu hanya
perlu membuka opsi Random Chat dan Meow Chat akan secara acak mencarikan
seorang teman chatting untuk kamu.\
Badoo
Untuk mempermudah kamu mencari teman baru atau pasangan
kencan, Badoo menyediakan fasilitas filter untuk menentukan kriteria yang kamu
inginkan. Dimulai dengan menentukan tujuan kamu bergabung di Badoo, misal untuk
sekadar chatting, sampai mencari teman kencan. Lalu kamu bisa memasukkan data
jenis kelamin, rentang usia, dan lokasi dari calon pasangan yang ingin dicari.
Tapi sebelum itu, pastikan kamu melengkapi profil dengan foto dan data
pendukung.
Menariknya, Badoo melengkapi aplikasinya dengan fitur pencarian
berdasarkan lokasi. Ada juga fasilitas chat, pengelompokan berdasarkan kesamaan
data, dan fitur untuk bisa mengetahui siapa orang yang melihat profil kamu.
OkCupid
OkCupid mirip dengan Badoo, keduanya sama-sama memberikan
kebebasan bagi anggotanya untuk berinteraksi secara langsung, tanpa harus
sama-sama tertarik seperti halnya Tinder. Tapi jika dibandingkan dengan Badoo,
OkCupid memberi fitur lebih mendetail, karena mengharuskan anggotanya untuk
menjawab puluhan pertanyaan yang selanjutnya digunakan sebagai filter untuk
mencari pasangan yang punya kecocokan paling tinggi. Fasilitas tersebut
mempermudah pengguna OkCupid untuk mencari pasangan yang sesuai dengan
kriterianya. Tapi sayang, OkCupid membatasi akses menu Likes You yang hanya
diperuntukkan bagi pengguna yang berlangganan layanan berbayar. Selebihnya,
OkCupid menawarkan fasilitas yang mirip dengan Badoo.
Skout
Aplikasi satu ini pernah booming karena kasus pemalsuan
identitas yang dilakukan penggunanya di tahun 2012. Setelah kejadian tersebut,
pihak Skout memperbarui sistem keamanannya guna menghindari kasus serupa
terulang. Aplikasi Skout menawarkan beberapa fitur, seperti filter untuk
menampilkan orang yang dicari, asal, atau bahkan umur dari orang-orang yang
nantinya dapat diajak untuk chatting atau berbagi hadiah. Skout juga
memungkinkan pengguna untuk mengetahui siapa saja yang telah melihat profil
mereka.
Wavoo
Aplikasi lokal buatan Yudhi “Domex” Mandey dan Gema
Megantara ini diluncurkan pada 31 Oktober 2014. Wavoo sekilas mirip dengan
Tinder. Salah satu yang paling membuatnya mirip adalah cara kamu memutuskan
suka atau tidak dengan swipe ke kiri bila tidak tidak suka dan swipe ke kanan
bila suka.
Ketika kecocokan ditemukan, maka kamu dapat melanjutkan
obrolan dengan fitur chatting di dalamnya. Namun ada dua fitur tambahan yang
cukup membedakannya dengan Tinder, yaitu Wink dan Nearby.
Bila kamu memilih atau menolak seseorang secara anonim
dengan swipe, fitur Wink memungkinkan untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya
dengan berkirim Wink. Ada juga fitur Nearby yang memanfaatkan augmented reality
untuk melihat pengguna Wavoo lainnya hingga radius 100 km dari tempat kamu
sekarang.
Paktor
Paktor adalah aplikasi pencarian teman kencan yang
diluncurkan di Indonesia pada Februari 2015 lalu. Fitur yang ditawarkan hampir
serupa dengan aplikasi seperti Tinder maupun BeeTalk. Namun bedanya, Paktor
menawarkan lebih banyak filter pencarian. Mulai dari data jenis kelamin
pasangan yang akan dicari, rentang umur, sampai tinggi badan. Selain itu, kamu
juga bisa melakukan filter siapa saja yang bisa diajak berkenalan berdasarkan
jenis pekerjaan maupun latar belakang pendidikan.
Paktor juga menyediakan menu Translate pada saat kamu
melakukan chat. Keamanannya juga relatif lebih baik karena meski pengguna
melakukan registrasi menggunakan Facebook, mereka harus memiliki minimal 50
orang teman di media sosial tersebut. Kamu juga bisa menggunakan fitur Block
untuk memblokir teman baru yang tidak kamu sukai.
Yogrt
Bila aplikasi chatting lainnya dapat langsung berkomunikasi
dengan pengguna lainnya tanpa tantangan, berbeda dengan aplikasi Yogrt. Para
pengguna diharuskan men-tap Challenge kepada profil pengguna yang ingin dikenal
dengan tiga kategori mini game yang ada di dalamnya, yakni Recommended, Boredom
Boosters, dan Brain Power.
Kamu bisa menemukan teman baru berdasarkan lokasi terdekat
atau menggunakan opsi Random Yogrteers untuk melihat profil di lokasi acak.
Rata-rata pengguna aplikasi ini didominasi oleh usia 17 tahun hingga akhir
20-an.
Bila pengguna tersebut telah mengambil tantangan yang kamu
berikan, akan terdapat skor kecocokan di antara keduanya. Selanjutnya kamu bisa
chatting dengan profil tersebut. Dalam fitur ini, kamu bisa mengirim file
gambar atau audio layaknya aplikasi lain. Sayangnya, ragam stiker yang tersedia
di Yogrt sangat terbatas.
WeChat
Sejak diluncurkan pada 2012, aplikasi asal Cina ini
mengklaim memiliki kurang lebih 549 juta pengguna di seluruh dunia. Saya
menduga aplikasi WeChat inilah yang memprakarsai fitur pencarian teman Friend
Radar dan kemudian ditiru oleh aplikasi chatting lainnya.
Tinder
Aplikasi ini diluncurkan pada September 2012 oleh Sean Rad.
Tujuan Tinder adalah memudahkan para remaja untuk memilih teman berkencan
sesuai keinginan. Pengguna hanya perlu melakukan swipe ke kanan di layar jika
menemukan seseorang yang disukai atau swipe ke kiri jika tidak menyukai. Jika
kebetulan orang yang kamu sukai juga menyukai kamu, Tinder akan mempertemukan
kamu berdua melalui aplikasi. Pengguna Tinder didominasi usia 18 hingga 30
tahun.
BeeTalk
Bisa dibilang, aplikasi ini mirip sekali dengan fitur yang
ditawarkan Tinder. Bedanya, pertemanan bisa langsung terjadi tanpa menunggu
konfirmasi dari kedua belah pihak. Uniknya, perangkat kamu harus digoyangkan
terlebih dahulu untuk mendapatkan teman baru di dalam BeeTalk.
Di Indonesia sendiri aplikasi ini telah banyak membuat para
anak muda penasaran karena iklan mereka menampilkan selebriti yang sedang naik
daun, seperti Al Ghazali dan Aliando.
Gather
Aplikasi ini dikembangkan oleh Jim Yang, pria kelahiran
Surabaya yang sukses di Silicon Valley dan Ming Gyu Kang, mantan software
engineer di Google. Gather merupakan aplikasi berbasis komputasi awan asal
Silicon Valley, Amerika Serikat yang beberapa waktu lalu hadir di Jakarta,
Indonesia.
Aplikasi kencan online ini memposisikan diri sebagai
kebalikan dari Tinder, aplikasi yang menjodohkan pengguna dengan orang asing.
Sedangkan Gather akan menjodohkan pengguna dengan orang-orang yang berada di
lingkungan pergaulan mereka, seperti menggunakan pertemanan di media sosial
Facebook.
Woo
Indonesia menjadi sasaran global bagi aplikasi rintisan
startup DoubleYou asal Singapura. Sebelumnya aplikasi Woo telah beredar di
India dan populer mencapai lebih dari 1 juta unduhan untuk platform Android dan
iOS.
Nampaknya Woo mengutamakan fitur keamanan bagi penggunanya.
Bagi yang menginginkan menggunakan aplikasi ini, harus mendapatkan undangan
dari pengguna sebelumnya. Rata-rata pengguna berusia 25 hingga 35 tahun yang
memang sedang mencari pasangan hidup.
Selain itu, Woo memiliki filter di awal untuk mencegah
orang-orang yang sudah menikah memiliki akun sehingga hanya dapat diakses oleh
para lajang saja. Para pengguna wanita juga dapat mengontrol keamanan dan
privasi identitas mereka lebih aman.
eSynchrony
e-Synchrony menggunakan sistem pencarian berdasarkan 16
kategori kompatibilitas. Selain itu, startup ini memberikan garansi pengalaman
berkencan online ke offline dengan sasaran pasar profesional lajang. Resmi
masuk ke Indonesia pada bulan Januari 2016, dan sebelumnya telah diluncurkan di
kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong
Kong, dan Bangkok.
Demi meminimalisir kejahatan di dunia maya atau cyber crime,
eSynchrony tidak mengintegrasikan aplikasi chatting di dalamnya. Hal ini juga
ditujukan untuk mendorong penggunanya langsung melakukan pertemuan langsung
secara face-to-face. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna dikenakan biaya
mulai dari Rp800 ribu untuk dua bulan berlangganan dengan jumlah kencan
unlimited.
Setelah mendaftar, pengguna diharuskan mengisi sekitar 16
pertanyaan. Lalu algoritma aplikasi akan langsung memberi daftar kecocokan
lawan jenis. Bila memang ada pengguna yang saling menemukan kecocokan,
konsultan eSynchrony akan langsung mencarikan jadwal untuk keduanya “kopi
darat”.[aa]